VAGANZA (Pemesanan tiket bioskop online) App UI

UI/UX ~ Muhammad Rafi Faisal

Deksripsi Singkat


Perkembangan film memiliki perjalanan yang sangat panjang hingga pada akhirnya menjadi film masa kini yang memiliki visual dan efek yang sangat fantastis. Dengan adanya film ini terciptalah bioskop-bioskop di Indonesia yang awal kemunculannya pada bulan Desember 1900 di Jakarta. di tahun 00's hingga 80's sudah terbangun banyak bioskop di Jakarta dan terus menyebar sampai daerah sekitarnya hingga saat ini. Dengan banyak judul film yang sudah terilis dari tahun 00's membuat bioskop menjadi sarana hiburan keluarga dan juga individu dari berbagai kalangan di Indonesia. Namun seiring berjalannya waktu penikmat film berbondong-bondong untuk menonton film favoritnya sampai harus mengantri penuh di bioskop demi menontonnya, penonton merasa kesulitan dan juga terlalu banyak membuang waktu hanya untuk mengantri membeli tiket. Dengan kemajuan perkembangan zaman ini yang semua sudah berbasis online maka dibuatkan aplikasi pemesanan tiket online agar penonton tidak kesulitan dan efisien dalam memesan tiket, serta menampilkan info terbaru agar penonton tidak terlewat event-event yang penting. Dan juga terdapat tahapan yang harus dituntaskan dalam penyelesaian desain tersebut dengan cara membuat Pesona, Empathy Map, User Storiy, User Journey, Problem Statement, Crazy Eight, Low Fidelity Wireframing, dan High Fidelity Wireframing.


Deskripsi Lengkap


Latar Belakang
Perkembangan film memiliki perjalanan yang sangat panjang hingga pada akhirnya menjadi film masa kini yang memiliki visual dan efek yang sangat fantastis. Dengan adanya film ini terciptalah bioskop-bioskop di Indonesia yang awal kemunculannya pada bulan Desember 1900 di Jakarta. di tahun 00's hingga 80's sudah terbangun banyak bioskop di Jakarta dan terus menyebar sampai daerah sekitarnya hingga saat ini. Dengan banyak judul film yang sudah terilis dari tahun 00's membuat bioskop menjadi sarana hiburan keluarga dan juga individu dari berbagai kalangan di Indonesia. Namun seiring berjalannya waktu penikmat film berbondong-bondong untuk menonton film favoritnya sampai harus mengantri penuh di bioskop demi menontonnya, penonton merasa kesulitan dan juga terlalu banyak membuang waktu hanya untuk mengantri membeli tiket. Dengan kemajuan perkembangan zaman ini yang semua sudah berbasis online maka dibuatkan aplikasi pemesanan tiket online agar penonton tidak kesulitan dan efisien dalam memesan tiket, serta menampilkan info terbaru agar penonton tidak terlewat event-event yang penting.

Interview
Interview Goals: Tujuan dari interview ini adalah untuk mengetahui dan memahami apa pendapat dan kesan dari pengguna mengenai pemesanan tiket bioskop yang telah saya buat.

Interview Question: 
1. Apakah anda senang menonton film di bioskop?
2. Genre apa saja yang ada sukai di sebuah film?
3. Kesulitan apa saja yang anda alami saatnya memesan tiket di bioskop?
4. Menurut anda apakah aplikasi pemesanan tiket bioskop secara online berguna? Mengapa?
5. Apakah anda memiliki kekhawatiran saat memakai aplikasi pemesanan tiket bioskop online? Kekhawatiran apa saja yang kira-kira anda bayangkan/pernah anda rasakan?
6. Apa yang anda harapkan dari aplikasi pemesanan tiket bioskop online?
7. Bila ada sebuah aplikasi yang menyediakan kebutuhan anda secara menyeluruh dalam pemesanan tiket bioskop online, apa yang anda rasakan?
8. Apakah anda memiliki tempat bioskop langganan untuk menonton film?
9. Jika tempat bioskop langganan anda tidak ada di dalam pilihan pemesanan tiket bioskop online, apa yang anda rasakan?
10. Bila anda berhasil memesan tiket film yang anda pilih dari pemesanan tiket bioskop online apa yang anda rasakan?

Interview Target:
1. Umur: 15 ~ 30 tahun.
2. Lokasi: Mall, bioskop, dan perumahan.
3. Pekerjaan: Mahasiswa, pekerja kantoran, masyarakat umum, dan lainnya.
4. Gander: Semua gander.

Persona
Persona dari seseorang dapat diketahui dengan cara wawancara secara langsung. Saya mengajak 2 orang yang mempunyai tujuan yang berbeda dari sisi memesan tiket dan melihat review. Berikut kedua narasumber yang bernama Hariel Al Fahreza dan Cahya Nugraha Supriyatna.

Empathy Map
Empathy Map digunakan untuk mengetahui perasaan dari user, terdapat 4 poin yaitu Says, Thinks, Does, dan Feels. Berikut empathy map dari Hariel Al Fahreza.

User Story
Ringkasan User story dari kedua narasumber.

User Journey
Berikut detail dari aktifitas kedua user saat mengoperasikan aplikasinya.

Problem Statement
Problem Statement tidak jauh berbeda dengan Uer Story, berikut Problem Statement dari kedua user.

Low Fidelity Wireframe
LFW merupakan gambaran awal yang digunakan untuk mendesain HFW(Desain yang lebih mendetail).

High Fidelity Wireframe
HFW merupakan hasil akhir yang lebih detail dan dapat dibuat prototype dengan baik.

Design System
Merupakan kumpulan komponen-komponen untuk membangun HFW.

Prototype
https://www.figma.com/proto/6WDfxrmD07oWQNmzcNC5mr/UTS-UI-Design?node-id=101%3A247&scaling=scale-down&page-id=0%3A1&starting-point-node-id=101%3A247

Tools
Figma, Canva, Illustrator.

Social Media

Jumlah like: 2

PORTFOLIO TERKAIT

MindVerse - Capstone Project UI Design

Hamdan Fauzaan

365

MindVerse - UI/UX Design

Hamdan Fauzaan

320

UI UX Web Company Profile Kiosk Smart Campus

Helmi Sulaeman

305